Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ILMU FILSAFAT REALISME ARISTOTELES

ILMU FILSAFAT REALISME ARISTOTELES



LATAR BELAKANG

Ada orang yang berkata, bahwa orang harus berfilsafat, untuk mengetahui apa yang disebut filsafat itu, Mungkin ini benar, hanya kesulitan ialah : bilamana ia tahu, bahwa ia berfilsafat? Mungkin ia mengira sudah berfilsafat dan mengira tahu pula apa filsafat itu, akan tetapi sebenarnya ia sekali kali tidak berfilsafat, jadi kelirulah ia dan dengan sendirinya salah pula sangkanya tentang filsafat itu.

Akan tetapi mengapa kita ingin (harus) tahu, apa yang disebut filsafat, sedangkan jika orang berilmu lain tidak atau kurang menghiraukan apanya ilmu yang diselenggarakan itu. mungkin karena orang segera mengira tahu apa yang dimaksud ilmu-ilmu itu.

Mungkin juga karena dalam filsafat banyak benar pendapat yang simpang siur tentang ’apanya’ itu, sehingga orang segera mengetahui apakah sebenarnya itu, Ini memang dapat dibenarkan, Lagi pula bagi oarang dewasa baik jugalah rasanya mengetahui benar apa yang hendak dilakukan.

ARISTOTELES

ARISTOTELES dilahirkan di Stagira pada tahun 384.untuk menyelesaikan pendidikanya ia pergi ke Atena dan tinggal di sana selama 20 tahun sebagai murid PLATO. Setelah  PLATO meninggal  ia menidirikan sekolah di Assus tetapi kemudian terpaksa meninggalkan kota ini serta kembali ke Atena. Pada tahun 342 ia dipanggil oleh FILIPOS, oleh raja Macedonia untuk mengajar anaknya, yaitu ALEXANDER. Waktu ALEXANDER pada tahun 336 berangkat ke medan perang, kembalilah ARSTOTELES ke Atena. Ketika ada hura-hara di Atena sesudah ALEXANDER meninggal ia meninggalkan Atena karena didakwa sebagai orang yang tak percaya kepada dewa. Tahun 322 meninggallah ia di Euboea.

WARISAN

Karya ARISTOTELES amat banyak dan terwariskan kepada kita, seperti :

1.      Logika : biasanya disebut Organon (alat) membentangkan tentang: pengertian, putusan  syllogismus, bukti dan lain lain

2.      Fisika : rentang alam, langit, bintang dan hewan, jiwa dan lain lain.

3.      Metafisika : buku buku yang terutama tentang filsafat. Pada waktu itu ditempatkan di belakang buku-buku fisika, kemudian kata metaphysica berarti filsafat.

4.      Pengetahuan praktis : Ethica Eudemia, Ethica Nichomachea, kedua-duanya tentang tingkah-laku, Republica Atheniensium (tatanegara Atena), Rhetorica (tentang berceramah dan berpidato) dan Poetica.

 LOGIKA.

    Biji ajaran ARISTOTELES tentang logika berdasarkan atas ajaran tentang jalan pikiran (ratiocinium) dan bukti. Jalan pikiran itu baginya berupa syllogismus, yaitu putusan dua yang tersusun demikian rupa sehingga melahirkan putusan yang ketiga. Untuk mempergunakan syllogismus dengan seksama. Jika ada persesuaian antara pngertian-pengertian yang merupakan subyek dan predikat dalam putusan itu, maka putusan itu positif, jika tidak ada persesuaian, negatiflah putusan itu.

 ONTOLOGI

    Ajaran ARISTOTELES tentang fisika dan metafisika umum (ontologia) tidak selalu dibeda-bedakan atau dipisah-pisahkan. Yang penting bagi kita ialah metafisikanya. Menurut ARISTOTELES yang sungguh sungguh ada itu bukanlah yang umum, melainkan yang khusus, satu per satu. Dunia idea di ingkari oleh ARISTOTELES sebagai dunia realitas karena tidak terbuktikan. Jadi ia berpangkal kepada pada yang kongrit ini, yang satu per satu dan bermacam-macam ini, yang berubah dan beralih : itulah yang merupakan realitas.

Adapun beda manusia-manusia itu terletak di luar intinya yang disebut oleh ARISTOTELES accidensia itu, yang secara kebetulan. Jadi dalam tiap hal-hal semacam adalah kesamaan dan ketidaksamaan.

ARISTOTELES mengambil kesimpulan bahwa pada tiap-tiap hal, bahkan pada semua hal yang terbatas ada-nya, haruslah ada unsur keamanan dan ketidaksamaan atau permacam-macaman. Segalah hal yang ada-nya terbatas haruslah ada yang menjadi sebab yang  menyebabkan hal-hal itu bermacam-macam dan sebab kedua yang memberikan dasar apa sebabnya maka hal yang bermacam-macam itu dapat ditangkap. 

HULE DAN MORFE.

Unsur yang menjadi dasar permacam-macaman disebut oleh ARISTOTELES hule, adapun unsur kesatuan itu disebutnya  morfe, karena hulenya maka benda itu benda itulah (bukan benda lain), dan morfenya mempunya inti  dan dari itu termasuk pada suatu macam dan dapat ditangkap. Hule dan morfe ini merupakan kesatuan, tak dapatlah hule tanpa morfe. 

AKTUS DAN POTENSIA

Aktus dan potensia maksudnya Hubungan hule dan morfe. Hubungan keduan unsur yang merupakan kesatuan itu seperti potensia dan aktus dynamis dan energia kata ARISTOTELES. Potensia ialah dasar kemungkinan, adapun aktus ialah dasar kesungguhan. Dalam hal yang konkrit itu maka hule merupakan potensia sedangkan morfenya merupakan aktus. Karena hule ada permacam-macaman, dan karena hule itu pula ada perubahan. Pada umumnya perubahan tidaklah lain daripada perahlihan potensia ke aktus selama merupakan potensia. 

SOAL PENGETAHUAN 

Bagi ARISTOTELES pengetahuan itupun ada dua macam, ialah pengetahuan indra dan pengetahuan budi. Kedua-duanya adalah pengetahuan yang sesunggunya, kedua-duanya mungkin benar, mungkin sesuai dengan obyeknya. Pengetahuan indra mencapai yang kongrit, pengetahuan budi mencapai inti. Pengetahuan indra membimbing keilmu, itu bukanlah ilmu karena ilmu hanya mengenai yang umum, mutlak serta tetap, jadi putusan-putusan yang terdapat pada ilmu itu pengetahuan budilah.

 ABSTRAKSI

Pengetahuan indra yang satu-persatu, yang bermacam-macam dan berubah-ubah ini dapat diolah oleh manusia (budi) manusia itu meninggalkan yang bermacam dan tidak sama; yang beraneka-warna itu tidak dilahirkan (walaupun tidak diingkari), yang dipandang hanya yang sama saja dalam permacam-macaman itu.

Dalam Usaha mencari penyelesaian pertentangan antara ada dan menjadi boleh dikatakan sistem ARISTOTELES amat memuaskan. Ia tidak mengingkari dunia pengalaman sedangkan idea juga dihargainya serta diterangkan pula bagaimana tercapainya. Dalam pada itu ia berpangkal pada realitas yang bermacam- macam ini. Dari itu aliran ARISTOTELES sudah selayaknya disebut ‘realisme’ berlawanan dengan aliran PLATO yang berpangkal idea yang dengan sendirinya disebut idealisme.

ARISTOTELES berupa hule dan morfe, maka sistemnya disebut orang pula: ‘Hulomorfisme’ 

ANTORPOLOGIA DAN ETIK

Bagian yang roh dan pendukung budinya ini akan terus ada, setelah manusia meninggal. Dari mana dan bagaimana jiwa ada di badan serta bagaimana pula keadaanya sesudah meninggalkan badan ini tidak terlalu jelas pada filsafat ARISTOTELES.

Dalam dunia ini sering-sering kebahagiaan ini berupa kekayaan, kesenangan badan, kemuliaan, kemewahan, dan lain lain. Semuanya itu belumlah kebahagiaan sejati, mungkin itu adalah kebahagiaan yang salah, sebabnya manusia itu tidak hanya dari roh saja sehingga budinya tidak selalu dapat menang dalam pemilihan tindakan. Seringkali benar ia terpengaruhi dan ada kalahnya terkalahkan oleh cenderung badanya. 

KESIMPULAN

Filsafat Aristoteles bersifat naturalistiskarena sifat empirisnya. Karena ia percaya bahwa alam semesta terdiri dari sebuah hararki, masing-masing dengan sebuah hakikat, Pandangan naturalistinya mengenai alam semesta tidak tergantung pada kepercayaan-kepercayaan theologis. Logika Aristoteles adalah suatu sistem yang berfikir deduktif, yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal, dalam penelitian ilmianya ia menyadari pula pentingnya observasi experimen dan berfikir induktif.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Prof.I.R.Poedjawijatna.1997 Pembimbing ke arah alam filsafat. Rineka Cipta

Drs. H. Ahmad Syadali M.A.1997 Filsafat Umum.Bandung.Pustaka Setia

Muzairi,M.Ag.2009 Filsafat Umum. Yogyakarta.2002


Muzairi, Filsafat umum (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm.69.



#filsafat #ilmufilsafat #realisme #aristoteles

Posting Komentar untuk "ILMU FILSAFAT REALISME ARISTOTELES"